POSTED: 08 September 2017
Wajah mereka terlihat bahagia dan segera mendatangi guru pedamping mereka ketika namanya diumumkan sebagai juara 1 LCKR 2017 wilayah Jakarta. "Saya tidak menyangka dan sangat senang,” ucap Ananda Dzakaria.
 
Ananda Dzakaria bercerita, ide untuk mengubah buah apel dengan bir pletok sebagai isi dari pie, agar minuman khas Betawi itu dikenal masyarakat terutama generasi muda saat ini. Pie Pannacota adalah makanan khas Eropa yang sekarang banyak dijumpai di gerai-gerai makanan di Jakarta. Beda dengan Bir Pletok yang sekarang mulai ditinggalkan. Bahkan banyak generasi muda yang mungkin belum pernah merasakan manisnya Bir Pletok.
 
Perlombaan LCKR 2017 Jakarta di dimulai pukul 8 pagi yang diawali dengan pengarahan dan sambutan dari Bogasari yang disampaikan Ketua Panitia LCKR 2017, Erman Yonatan. Setiap kelompok peserta dibagi 2. Satu orang membuat produk, yang satu presentasi business plan di depan juri.
 
Dewan juri LCKR 2017 secara business plan adalah Peni Hidayah dari Bank BPTN, Pita dari UKM Anisa Bakery, dan Yanis Sri Maryati dari Founder Kochen. Sementara penjurian untuk pembuatan resep, adalah Nur Azizah dari Bogasari Baking Center (BBC), Lukman dari Palmia, dan Handoko dari Mero.
 
Unik 
Selain paduan resep tradisonal-modern, presentasi bisnis dan tampilan produk mereka juga tidak kalah unik. Dengan membawa meniatur boneka ondel-ondel khas Betawi dari sekolahnya, wajar produk mereka menarik perhatian para juri.
 
Sementara itu, juara kedua diraih Achmad Farhan M dan Serley Anggraini Goutama dari SMKN 57 yang membawakan inovasi produk Kue Ketawa Nampol. Produk makanan berbahan terigu dan wijen ini mempunyai varian rasa yang unik seperti rasa 'baper' (bawang putih), rasa 'mantan' (matcha dan santan) atau rasa 'yang tak pernah hilang' (rasa original). Produk yang telah mereka perjual-belikan ini juga mempunyai nilai presentasi bisnis yang tinggi, karena sudah punya materi iklan, meski  buatan teman-temannya. 
 
Juara ketiga diraih Ferren Millennia Sandra dan Sharone dari SMKN Santa Maria dengan kreasi "Semprong Black Sesame".  Inovasi kreasi resep ini terletak pada adonan semprong yang memakai wijen hitam. Kesusahan di dalam mencetak semprong dan menggulungnya menjadi semprong merupakan nilai tambah. Pasalnya, pencetak kue semprong sudah jarang ditemui. Makanya yang mereka pakai adalah cetakan warisan neneknya. (KYN/RAP)
0

Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.
Related Artikel