POSTED: 03 December 2020

Sekarang zamannya sudah berubah, tantangannya berbeda dengan zaman saya 20 tahun lalu.  Pemanfaatan teknologi menjadi tantangan yang harus kita jawab semua. Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19, kita harus benar-benar bisa memanfaatkan teknologi yang ada termasuk seperti yang sedang kita lakukan sekarang. Bertemu dan berkumpul dalam satu aplikasi zoom yang biasa saya sebut sebagai “kotak ajaib”.

Begitulah kira-kira ucapan Franciscus Welirang, Kepala Divisi Bogasari dalam acara Forum Komunikasi Online ke-2 Mitra Paguyuban Bogasari se-Nusantara , Rabu 2 Desember 2020. Pada kesempatan ini, pimpinan tertinggi Bogasari yang akrab disapa Pak Franky ini juga berpesan kepada seluruh mitra paguyuban agar senantiasa menjaga kesehatan dan tetap menjalankan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas, terlebih saat produksi dan penjualan.

 “Saya sangat sedih, saat mengetahui bahwa yang menjadi korban utama saat pandemi ini adalah UKM. Walau usaha kita terkena dampak pandemi, tapi sebisa mungkin kita tetap sehat dan tidak terinfeksi Covid-19,” ucap Franky Welirang yang juga Direktur Indofood ini.

Ia berharap dengan adanya forkom ini, hubungan antara Bogasari dan UKM bisa semakin erat dan bisa terus bersinergi. Selain dihadiri Franky Welirang, manajeman Bogasari yang hadir Erwin Sudharma dan Herman Djuhar selaku Wakil Kepala Divisi, Senior Vice President  Marketing Ivo Ariawan,  dan para manajer serta tim perwakilan dari SME dan sales Bogasari termasuk dari berbagai daerah.

Acara yang berlangsung dari pukul 9 pagi sampai 12 siang ini diikuti 87 partisipan dan 60 di antaranya perwakilan dari 44 paguyuban ukm mitra Bogasari yang tersebar di berbagai daerah. Ada Angso Duo Jambi, Tunggal Rasa Tegal, Pamas Surabaya, Parimas Solo, Sekkar Potte Sampang-Madura, Baking Lovers Community Samarinda, Media Kupang-NTT, dari Mataram, Balikpapan, dan masih banyak lagi. 

Disambut Antusias

Di luar Bogasari dan UKM, ada Nur Husodo selaku Koordinator Tim Penggerak Teknologi tepat guna Departemen Teknik Mesin Industri-Fakultas Vokasi (DTMI-FV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), yang membuat mesin pengering mie dan kerupuk untuk UKM. Ia menjelaskan lebih detail teknis dari mesin yang menggunakan konsep teknologi tepat guna ini dan harganya di bawah Rp 20 juta.

Sama seperti pertemuan Forkom online pertama di awal Juni lalu, acara kali ini jua diisi dengan sharing bersama paguyuban, baik terkait program kemitraan 2021 dan perkembangan usaha para paguyuban. Bahkan sesi khusus tentang uji komersial mesin pengering mie dan kerupuk yang baru diluncurkan Bogasari 27 November 2020 lalu, disambut antusias paguyuban saat sesi tanya jawab. Diantaranya Ria dari Paguyuban Thalisa Jombang dan Ebit dari Paguyuban Angso Duo Jambi yang bertanya soal harga mesin dan kapasitas.

Sementara itu dari sisi perkembangan usaha, UKM mitra Bogasari dari berbagai paguyuban di daerah ini mengaku kalau usaha mulai berangsur pulih. Yang sempat merosot sampai 60 bahkan 80 persen, kini mulai pulih mendekati normal. Bahkan, Ebit UKM Mie asal Jambi dan Sukirno pemilik Mie Soker Palembang berhasil menciptakan pelanggan baru.

Terkait program kemitraan Bogasari 2021 yang dipaparkan Beatrix Soedibyo, Manajer SME dan BBC Development, hampir semua pengurus dan anggota paguyuban berharap bisa direalisasikan di tahun 2021. “Tentu kita harus membuat kegiatan dengan tetap menyesuaikan protokol karena sampai tahun depan pastinya virus Corona belum hilang dari Indonesia. Kita harus terus membiasakan diri dengan kenormalan baru ini,” ucap Erwin Sudharma yang di awal sambutan mewakili manajemen Bogasari sudah menegaskannya. (EGI/RAP)

0

Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.
Related Artikel