POSTED: 25 September 2017

Dalam menjalankan produksi, selalu ada risiko kerugian. Pengusaha perlu cermat mendeteksi kerugian tersebut, agar dampaknya tidak terlalu parah.
Tidak ada gading yang tak retak. Jika diterapkan pada dunia usaha, pepatah lama itu mengandung arti: tidak ada usaha yang betul-betul bebas dari kerugian, berapapun kecilnya. Jadi, jangan terlalu panik kalau tiba-tiba Anda mendapati sesuatu yang merugikan usaha. Asal tidak fatal. Nah, untuk mencegah terjadinya kerugian besar yang berakibat fatal itu, kita harus jeli mencermati kerugian-kerugian kecil yang mungkin saja terjadi.
Terlebih, bentuk kerugian tersebut tidak semuanya tampak nyata. Ada juga kerugian yang tidak tampak, atau tidak disadari, jika tidak diselidiki.
Ambil contoh, pengusaha yang memproduksi roti. Karena produksi rotinya sudah berjalan secara rutin setiap hari, bisa saja tidak menyadari bahwa sebetulnya terjadi inefisiensi dalam proses peragian, karena penguapan adonan, perbedaan berat adonan dengan berat menurut resep, dan sebagainya.
Kerugian-kerugian semacam itu, hanya dapat diketahui secara nyata bila diselidiki dengan seksama. Tetapi jika sudah terbiasa menimbang adonan setelah percampuran dan sebelum mengirimkannya ke meja adonan, maka beberapa kerugian yang tak nyata akan menjadi nyata.
Sedangkan kerugian dalam proses produksi yang nyata atau mudah dilihat dengan jelas, misalnya cacat waktu dalam oven, kesalahan saat membungkus dan mengepak sehingga menyebabkan roti mudah apek, dan sebagainya. Bila kerugian-kerugian yang nyata ini dicatat dengan terperinci, maka pengusaha bisa segera memperhitungkannya.
Disarankan agar semua adonan yang rusak dibakar saja, walaupun nantinya tidak dijual bersama dengan roti atau kue yang baik. Yang cacat ini dapat disatukan dengan yang rusak dalam oven atau produk yang apek, untuk digunakan sebagai makanan ternak atau untuk tujuan lainnya, sehingga hasil penjualannya akan menurunkan jumlah kerugian netto.
Sudah tentu semua pengusaha inginnya bisa terbebas dari kerugian, termasuk yang kecil-kecil, atau mampu menjalankan efisiensi 100 persen. Tapi, kenyataannya, sangat sulit mencapai kesempurnaan. Hal ini bukan cuma berlaku pada usaha skala kecil-menengah yang tradisional, tapi juga perusahaan besar yang menjalankan manajemen modern.
Tapi, yang paling penting ialah, pengusaha harus berupaya untuk mengetahui segala kerugian yang terjadi, dapat menetapkan alasannya serta mengambil tindakan seperlunya untuk mengurangi kerugian-kerugian itu sampai batas minimal.
Pembuatan catatan yang meliputi aktivitas seluruh pabrik, merupakan salah satu cara yang paling mendasar untuk mengetahui dan mengontrol kerugian yang nyata dan yang tidak nyata, serta menentukan penanggulangannya. Hanya dengan mengecek seperti itulah, efisiensi yang sebenarnya dapat ditegakkan. Karena itu, pelaksanaan sistem pencatatan dan pembukuan yang sistematis, sudah merupakan keharusan. Termasuk buat usaha skala kecil. (pam dari berbagai sumber)
Artikel Berhubungan
-
Cara Menentukan Peralatan & Perlengkapan Untuk Memulai UsahaApakah Anda tertarik untuk memulai usaha di bidang makanan ? Apa sajakah kebutuhan dalam menjalankan usaha tersebut? Perlu alat atau modal berapa untuk memulai usaha tersebut ?POSTED: 03 Jul '1611
-
Cara Mengatur KeuanganSeorang pengusaha khususnya usaha kecil menengah harus melakukan Analisa Perhitungan Keuangan.POSTED: 03 Mei '165
-
Strategi Pemasaran 4PPasar dan pertumbuhan jumlah UKM di Indonesia yang semakin hari kian melonjak pesat, mau tidak mau mendorong para pelakunya untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun strategi pemasaran. Seperti kita ketahui bersama, strategi pemasaran sering kali diibaratkan sebagai jantung kehidupan sebuah usaha. Karenanya saat ini para pelaku UKM harus bisa jeli dan teliti dalam menciptakan strategi pemasaran yang tahan banting di tengah ketatnya persaingan pasar.POSTED: 17 Mar '1611
Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.