
Setiap teknologi diciptakan untuk menjawab kebutuhan. Karena itu perlu perbaikan dan perbaikan. ReNoodle Pro mungkin teknologi yang menarik dan cukup menarik bagi sebagian orang, khususnya para pemula. Cukup hanya memasukkan adonan lalu tunggu sekitar 5-8 menit maka sudah jadi mie ganti 1 kg. 200-380 watt membutuhkan biaya rupiah per kwh juga murah sekali.
Bagi mereka yang ingin memulai usaha mie ayam dan mie lainnya mungkin perlu bantuan ini. Baik dari sisi teknis pembuatan maupun kebutuhan modal awal. Tapi bagi para pengrajin mie yang sudah berskala besar seperti anggota Paguyubuan Mie Tunggalras Garamiro, kebutuhan akan mesin ini masih harus ditambah lagi.
Seperti yang disampaikan Pandiono, pengrajin Mie Ayam Kondang usai menyaksikan demo mesin ReNoodle Pro dalam Arisan Paguyuban Mie Tunggalrasa Garamiro Februari lalu di pabrik Bogasari Jakarta. Inovasi yang ditawarkan memang sangat menarik, tetapi perlu menarik juga efektifitasnya.
“Bagi para penjaja yang memiliki tempat makan, mungkin mesin ReNoodle Pro sangat cocok. Tapi bagi kami para pengrajin yang setiap kali menghabiskan menghabiskan tepung terigu, ya kurang cocok. Jika mesin baru ini membutuhkan waktu 1 jam untuk meghasilkan 8 kg mie. Berapa puluh jam waktu yang dibutuhkan untuk kilogram kilo per hari, ”ucap Ketua Paguyuban Mie Tunggalrasa Garamiro yang disediakan usaha di Jakarta Selatan ini.
Hal senada ditegaskan Samino (64) pemilik Mie Ayam Samino asal Ciledug, Tangerang yang dalam sehari menghabiskan minimal 30 sak terigu per hari atau melebihi 900 kg mie. Kendati demikian, menurutnya mesin mie model baru ini tetap merupakan sesuatu yang menarik untuk dibahas. Memang kapasitasnya sangat kecil dibandingkan yang dipakai ini, tetapi kekenyalan mie yang dihasilkan cukup bagus. Tinggal pengembangan resep saja.
“Yang pasti alat ini memberikan kami motivasi untuk terus meningkatkan produksi dan memunculkan hasrat untuk membuka tempat makan dengan konsep dapur terbuka. Bagaimana ada tren? Bagaimana cara membuat mie yang dibelinya, ”ucap Samino.
Itulah teknologi, yang lahir dari masa zaman. “Teknologi menarik sesuatu yang menyeramkan dan harus ditakuti. Tenang saja, setiap alat memiliki fungsi dan kegunaanya masing-masing. Tinggal mari kita manfaatkan teknologi itu untuk terus berkembang, ”ucap Franky Welirang di hadapan para peserta UKM arisan. (EGI / RAP)
-
Indahnya Berbagi Di Depo-Depo BogasariHujan cukup deras mengguyur Kota Banda Aceh, Kamis (23/5/2019). Namun suasana buka bersama di halaman parkir Bogasari Baking Center (BBC) Banda Aceh tetap khidmat dan dihadiri banyak orang. Acara diikuti 100 orang, terdiri dari 20 anak yatim, 10 orang perangkat desa, 20 warga sekitar, dan 50 pelanggan Bogasari. Para pelanggan Bogasari adalah UKM, grosir, retail, dan distributor. Khusus untuk anak yatim, Bogasari berbagi uang santunan.POSTED: 31 Mei '190
-
1 Porsi Mie Ludes Dalam 2 MenitFestival Mie yang digelar Paguyuban Roti dan Mie Ayam Se Solo Raya (PARIMAS) tampak berbeda dengan festival mie di 2 kota sebelumnya, Jakarta dan Purwakarta. Satu diantaranya karena digelar lomba makan mie ayam tercepat. Dalam lomba kali ini puluhan pengunjung berlomba cepat menghabiskan 1 porsi mie ayam. Rata-rata pemenang lomba makan mie ayam tercepat ini hanya butuh waktu 2 menit untuk menghabiskan 1 porsi.POSTED: 09 Apr '190
Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.