POSTED: 10 Februari 2020

Pencapaian sukses bisnis setiap orang pastinya berbeda-beda. Ada yang cepat, ada juga yang butuh waktu belasan atau bahkan puluhan tahun. Dan David Liu, merupakan orang yang sangat beruntung karena tergolong cepat meraih sukses dalam menjalani bisnis.

“SukaRoti” itulah merek usaha bakery yang ia rintis sejak tahun 2012. Padahal saat itu dia baru berusia 27 tahun. Tapi sampai saat ini, dalam waktu 8 tahun, pria kelahiran asli Kupang 10 Novemvber 1985 ini sudah memiliki 10 toko bakery dan 10 mobil boks keliling. Bahkan konsumsi tepung terigu Bogasari untuk produksi SukaRoti Bakery sudah mencapai 11 ton lebih per bulannya.

“Dalam 1 bulan, dulu kita hanya menggunakan sekitar 30 sak (25 kg) tepung terigu ya. Kalau sekarang kurang lebih sudah 450 sak. Dengan rincian 400 sak terigu Cakra Kembar Emas (CKE) dan 50 saknya Segitiga Biru. Kita tipe yang setia ya, sejak awal kita sudah pakai Bogasari,” ucap David Liu sambil tersenyum.

Awal kisah pria berusia 35 tahun ini membuka usaha bakery memang sudah nampak sejak kecil. Semasa kanak-kanak, ia suka membantu ibunya, Matilda de John, membuat kue. Walau sebenarnya ia merasa aneh karena di daerah jarang sekali laki-laki mau di dapur. Beruntung ayahnya, Ricky Liu pun mendukung. 

“Mungkin  passion saya di situ. Makanya orangtua menyuruh saya ambil sekolah bisnis di Melbourne Australia, jurusan marketing-finance. Lalu saya pulang, belum tahu mau ngapain. Awalnya buka minimarket, setelah itu barulah ke bakery,” papar anak ke-2 dari 5 bersaudara ini.

Sebelum terjun ke usaha bakery, David berlatih di Bogasari Baking Center (BBC) Kelapa Gading tahun 2012 sesuai saran dari saudaranya. Semua jenis paket pelatihan yang ada di BBC diikutinya.

Ia merasa puas berlatih di BBC. Dan 2 bulan kemudian, ia langsung membuka toko bakery di Lasiana, daerah di luar Kota Kupang. “Awalnya hanya ukuran 12 x 6 meter. Mirip kos-kosan 3 petak kamar gitu. Kita struggle banget waktu itu. Kita udah jauh, basic-nya juga masih kurang juga. Saya ngambil karyawan kebanyakan orang-orang sekitar, dan rata-rata masih belum punya pengalaman di bidang bakery. Jadi cukup harus berjuang juga. Puji Tuhan, kita bisa bertahan di tahun pertama,” kenang David.

Tahun demi tahun berjalan, gerai bakery SukaRoti terus bertumbuh. Bahkan hampir tiap tahun bisa bertambah 2 gerai.  Antara lain di Kupang 7 gerai, di Atamboa (1), Maumere (1) dan Labuan Bajo (1). Untuk wilayah Kupang dia kontrol langsung. Sedangkan luar pulau, David kerja sama dengan saudaranya. Yang pasti setiap gerai sekaligus tempat produksi. Sedangkan karyawan, mayoritas perempuan karena lebih rajin dan ulet.

Yang agak unik, wanita yang bernama Joice Mbatu dan dinikahinya sejak 2016, sebenarnya juga punya usaha bakery. Bahkan sejak pacaran, sang istri sudah menekuninya dengan merek Joy Bakery. Saat ini 1 gerai dan 3  mobil keliling.

“Dia duluan yang buka toko bakery. Lalu saya pikir di Kupang masih sedikit toko makanya saya bikin juga. Waktu penjualan outlet saya masih sedikit, kadang saya agak jealous juga sih lihat punya dia..hahaha. Tapi yang jelas kami sama-sama buka usaha dengan dengan manajeman masing-masing,” ucap anggota Bogasari Mitra Card (BMC) kategori Gold ini.

David mengakui, berbagai perijinan dan sertifikat halal yang sudah dimilikinya sangat membantu kesuksesan usahanya. Apalagi di wilayah Kupang dan kota lainnya, tidak sedikit pelanggannya yang beragama Islam sehingga merasa nyaman dan aman mengonsumsi SukaRoti. (RAP/REM)

0

Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.
Artikel Berhubungan