
Bekerja 4 tahun di negera orang membuat lelaki bernama Pet Ho warga Pontianak ini merasa jenuh dan ingin menggeluti dunia baru.
Mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Taiwan ini mengenal dunia roti saat ia diajak dengan kerabatnya untuk bersama-sama berbisnis roti di Indonesia. Namun, kerjasamanya tersebut tak terjalin lama. Tahun 2002, ia memilih merintis berbisnis roti sendiri. Hanya berbekal ilmu membuat roti secara otodidak, Pet Hu berani menjual roti manis isi coklat dan keju dengan merek Samudra Rasa.
"Saya beri nama merek Samudra Rasa, karena diharapkan roti saya dapat dikenal dimana-mana, seperti luasnya Samudra," ungkap Pria 43 tahun ini.
Usaha rotinya mulai berjalan dengan dibantu 1 keponakan dan 1 karyawan yang sengaja ia rekrut. Roti Samudra Rasa mulai dikenal karena telah dijual ke toko-toko sekitar. Sayangnya, ia sering mendapati roti buatannya mudah bejamur.
"Saya sempat bergonta-ganti resep untuk mendapatkan roti dengan kualitas sempurna, namun belum juga saya temukan formula tersebut," ujarnya.
1 tahun berjalan, Pet Ho harus merelakan usahanya gulung tikar. Para toko-toko yang ia titipkan tidak percaya dengan kualitas roti buatannya. Akhirnya ia memutuskan untuk balik ke Taiwan untuk kembali menjadi TKI. Tapi, hanya sekitar 4 bulan, Pet Ho memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan menikah.
Berkat dukungan istri dan keluarga terdekat, Pet Ho kembali memulai berbisnis roti yang dulu pernah hilang. Ia kembali mencoba dan bertanya kepada para ahli roti, agar dapat membuat roti yang ia inginkan.
"Setelah mencoba tanpa henti, terigu Cakra Kembar lah yang selama ini kami cari sebagai bahan utama membuat roti," ucap bapak dari 5 orang anak .
Mulai dari situlah saya semangat untuk terus berinovasi dan mencari modal untuk membeli berbagai alat produksi seperti oven ataupun breadline, tambah Pria tamatan SMP ini.
Kini, roti Samudra Rasa memiliki dua varian jenis roti dengan tiga rasa yang berbeda. Terdapat roti bulat manis dan roti sobek dengan rasa coklat, keju, dan srikaya. Area penjualannya pun sudah tersebar di Kalimantan Barat dan sudah memiliki 22 karyawan. Adapun penggunaan terigu Cakra Kembar yaitu sebanyak 25 sak per hari. Tidak heran jika ia juga berhasil menjadi nominasi dalam Bogasari SME Award tahun 2019.
"Jangan patah semangat jika mengalami kegagalan, karena setiap usaha kita harus percaya diri dan terus belajar untuk menjadi lebih baik," katanya
-
Mantan Tki Jadi Juragan RotiEkonomi sulit dan pendidikan hanya SMA, membuat Edi Sucahyono memutuskan untuk menjadi TKI di Korea sejak tahun 1993. Setelah 3 kali bolak-balik mencari peruntungan sebagai TKI di negeri orang, tahun 2013 ia memutuskan untuk menetap di Indonesia.POSTED: 08 Agu '190
-
Permaata Bakery “Inovasi Usaha Keluarga”Keluarga bukanlah sebatas tempat untuk berbagi cerita dan cinta. Keluarga juga bisa menjadi tempat untuk menjalankan usaha. Terbukti, usaha Permata Bakery milik keluarga Maryam Alaydrus asal Situbondo terus bertumbuh meraih sukses.POSTED: 23 Jul '190
-
Wujudkan Mimpi Dari RotiSetiap orang pastinya memiliki mimpi, tak terkecuali Iwan Abdul Khamid. Pria asal Lampung yang hanya lulusan S-2 (SD dan SMP) ini memiliki banyak mimpi dan alhamdulillah semuanya terwujud. Bermimpi membuka lapangan pekerjaan buat banyak orang, membangun pondok pesantren, menyekolahkan anak sampai di bangku kuliah bahkan menjadi dokter. Semua impiannya terwujud melalui usaha roti yang ditekuninya sejak tahun 2003.POSTED: 09 Jul '190
Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.