
Jatuh bangun dalam dunia usaha itu sudah biasa. Seperti yang dirasakan Ferry Gunawan, pemilik usaha “Roti Gembung Panglima” asal Samarinda. Yang terpenting, kata Ferry, kalau mau sukses dalam berbisnis jangan pernah ada kata menyerah. Prinsip itulah yang mengantarkan sukses pria berusia 40 tahun ini hingga akhirya memiliki 11 outlet bakery, yakni 10 di Samarinda dan 1 outlet di Balikpapan.
Kesuksesan itu pula yang yang kemudian membuat Ferry menjadi nominator Bogasari SME (Small Medium Enterprise) 2018 dan berhasil meraih The Best Achievement untuk Kategori Gold. Penyerahan Piagam penghargaan dan hadiah senilai Rp 20 juta diterimanya pada acara Bogasari SME Award 2018 yang berlangsung di Jakarta (9/12/2018).
Tujuh tahun sebelum meraih sukses, Ferry sempat lama menjadi baker di Bogasari Baking Center (BBC) Samarinda. Menginjak usia 33 tahun, ia memutuskan untuk membuka usaha roti. Selama beberapa bulan usaha, produknya dijajakan di beberapa tempat. Namun sayang cake-nya kurang diminati masyarakat. Ferry pun mulai memutar otak untuk berinovasi.
Cukup lama ia mengamati kebiasaan tiap daerah dalam mengonsumsi makanan. Jika di Jawa ada roti sobek atau roti kasur, di Samarinda disebutnya roti gembung yang sangat digemari masyarakat. Tahun 2013 ia pun memutuskan untuk membuat roti gembung dengan varian berbeda dari yang sudah ada di Samarinda.
“Saat itu di Kalimantan Timur terkenal dengan duriannya. Muncullah pemikiran untuk memasukkan selai durian pada produknya. Ketemulah formula baru yang kemudian dikenal sebagai Roti Durian Panglima dan alhamdulillah diterima masyarakat,” ucap Ferry.
Ferry mulai memasarkan produknya melalui BBM (BlackBerry Messenger). Tanpa disangka produk roti durian panglima meledak di pasaran bahkan sampai kewalahan melayani permintaan pasar. “Sampai-sampai pelanggan sengaja memberikan uang muka untuk 2-3 hari ke depan sebagai jaminan,” kenangnya.
Roti Durian Panglima pun menjadi khas oleh-oleh "Kota Tepian", julukan Kota Samarinda. Rasanya legit dan teksturnya lembut ditambah rasa khas durian. Roti Durian Panglima berbentuk bantal berjejer delapan potong, ditengahnya berisikan seperti selai durian. Wangi Roti Durian Panglima, harum dan khas. Aromanya menggugah selera mencicipi roti yang terbuat dari bahan tepung terigu spesial.
Ferry kemudian memberikan merek “Roti Gembung Panglima” untuk semua produk rotinya. Tak lagi hanya jenis Roti Durian Panglima, tapi juga ada roti varian rasa manis seperti cokelat, keju hingga rasa pedas seperti pizza sosis dan lain-lain. Berbagai inovasi yang dilakukannya sejak tahun 2017 ini membuahkan hasil gemilang.
Semua produk tersebut diproduksi oleh usahanya yang bernama Panglima Roqiiqu Grup. Dengan nama usaha ini, Ferry berhasil memiliki 11 outlet di Samarinda dan 1 outlet di Balikpapan. Bahkan 2 outlet nya yang di Samarinda dikenal sebagai pusat oleh-oleh khas Samarinda.
Di dua gerai pusat oleh-oleh inilah banyak rombongan wisata yang singgah untuk istirahat menikmati roti gembung sambil menyeruput teh, lalu pulang sembari membawa belanjaan oleh-oleh. Untuk memenuhi permintaan pelanggan, setiap harinya Panglima Roqiiqu Grup memproduksi sekitar 2000-3000 roti. Ia dibantu oleh 98 karyawan.
Anggota Bogasari Mitra Card kategori Gold ini dalam sebulan bisa menghabiskan lebih dari 300 sak terigu Cakra Kembar dan Segitiga Biru per bulannya. Dan Ferry berencana mengembangkan usahanya ke beberapa wilayah di Indonesia. Untuk mencapai sukses dalam bisnis, Ferry memiliki 3 prinsip yaitu harus baik untuk diri sendiri, baik untuk orang lain, dan baik untuk agama. (EGI/RAP)
-
Laritta Bakery, Berusaha Sejak MahasiwaTahun 2002, usia Albert baru 21 tahun. Tapi naluri bisnisnya sudah muncul. Terbukti di usia tersebut pemuda yang masih kuliah di semester 4 di Surabaya ini sudah berani buka usaha. Namanya Laritta Bakery, yang kini sudah memiliki 9 oulet di sekitar Kota Surabaya dan 1 lagi baru buka di Sidoarjo.POSTED: 16 Jan '190
-
Sukses Yussy Berawal Dari HobiSejak kecil Yussy sudah mencintai aktivitas di dapur. Bahkan saat kelas 6 SD, Yussy sudah mampu membuat kue yang dulu dibuat ibunya untuk dijual. Kecintaannya kepada dunia kue pun akhirnya mulai membuahkan keuntungan saat ia masih duduk di bangku SMA. Ia menjualnya kepada teman sekolah dan gurunya.POSTED: 11 Jan '190
-
Rammona Bakery Tak Henti InovasiSudah 95 tahun, atau hampir satu abad Rammona Bakery berdiri, namun rasa dan ciri khas tetap terjaga. Dari generasi ke generasi, Rammona Bakery bahkan berkembang di beberapa kota. Berawal di Bandung tahun 1923, lalu buka cabang baru di Tasikmalaya tahun 1941, terakhir tahun 1980 an di Purwokerto. Dari generasi ke generasi, dan Raymond Eka Febrio adalah generasi ketiga yang melanjutkan di Purwokerto.POSTED: 18 Des '180
Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.