POSTED: 10 Mei 2018
Salah satu jenis makanan berbasis terigu yang terus bertumbuh adalah mie ayam. Cocok untuk segala usia dan enak dimakan kapan saja. Pertumbuhan konsumsi mie ayam ini pun menjadi kompetisi yang potensial. Tidak hanya antar sesama pengrajian mie ayam, tapi juga pasar potensial di kalangan produsen tepung terigu.
 
Berkompetisi itu wajar dan tidak bisa dihindari. Yang terpenting dalam setiap berkompetisi harus jujur dan menjaga aturan. Tidak menggunakan bahan pengawet yang dilarang Pemerintah, tidak membohongi konsumen, serta tetap menjaga kualitas. Ada harga, ada kualitas.
 
Demikian ditegaskan Franciscus Welirang, Direktur Indofood Tbk yang juga Kepala Divisi Bogasari dalam Temu Silaturahmi Paguyuban Mie Ayam Tunggal Rasa dan Paguyuban Mie Ayam Surabaya (PAMAS). Acara berlangsung Selasa (8/5) dari pukul 11 siang sampai 4 sore di Ruang Roda Biru, pabrik Bogasari Surabaya.  Hadir dalam pertemuan tersebut, Koordinator Nasional Paguyuban Mie Ayam Tunggal Rasa Mbah Kasim, Penasihat Paguyuban Bogasari Priyo, Ketua PAMAS Parmu, Vice President Commercial Bogasari Surabaya Ivo Ariawan dan timnya. Acara ini dirancang tim Small Medium Enterprise (SME) Bogasari Surabaya.
 
Franciscus Welirang yang akrab disapa Franky, menyampaikan sejumlah hal penting kepada para UKM mie ayam pelanggan setia Bogasari. Ia menegaskan, kualitas mie tidak hanya ditentukan oleh pengrajin tapi juga penjaja. Ketika salah dalam menyajikan mie ayam kepada konsumen, maka kualitas yang dihasilkan pengrajin (UKM) pun menjadi tidak terlihat. “Karena itulah penjaja harus diedukasi bagaimana cara penyajian yang baik dan benar sehingga kualitas tetap terjaga sampai akhir,” ucap Franky.
 
Dalam berkompetisi, Franky menegaskan agar para UKM  tetap mengikuti perkembangan dengan akurat. Harus bisa membaca dan memahami tuntutan konsumen tapi tetap sesuai aturan. Misalnya, soal makanan natural karena dianggap enak dan bergizi. Alami dalam arti tidak menggunakan bahan-bahan kimia karena itu meracuni.
 
“Ada konsumen yang ingin mie yang warnanya putih. Jangan lupa, putih karena pakai pemutih adalah sama saja dengan meracuni orang. Ada yang ingin mie nya warna kuning, tentu bisa dengan menggunakan kuning telur atau kunyit. Ada yang ingin warna oranye, bisa saja dengan mencampur wortel. Artinya, menuruti selera konsumen tapi dengan tetap menjaga rasa dan bahan yang alami serta foodgrade,” tegas Franky.
 
Choirul Mahpuduah, UKM pengrajin mie ayam dari Malang menyampaikan rasa bangganya atas komitmen UKM anggota Paguyuban Mie Ayam Tunggal Rasa dan PAMAS soal bebas boraks dan formalin. Ia dan pelanggan Bogasari sepakat, bahwa menjalankan usaha seperti mie ayam tidak hanya mencari untung tapi juga punya tanggung jawab menjaga masa depan generasi melalui makanan yang sehat dan bergizi. Di akhir acara Direktur Indofood diminta untuk mengocok tarikan arisan PAMAS periode Mei 2018 dan disambut senyum dan tawa para UKM pengrajin mie ayam. (RAP)
0

Silahkan login terlebih dahulu untuk mengirimkan komentar.
Artikel Berhubungan